garudamade. Powered by Blogger.

bermain hidup

>> 21.2.11

Memapah kaki
Menjauhi pintu pintu peristirahatan
Berpura-pura menghilangkan kunci lalu memapah lagi

Sebuah percakapan antara kedua kaki:
#mengapa kita tinggalkan?
*kita sudah sehat
*kita sudah kuat
#tak perlu ruang itu lagi?
*lihat kita sedang memapah
*aku yakin ada pintu lain di depan
#kalau kita letih sebelum sampai?
*aku pintar
*kau pun tak bodoh
*sudahlah
*kita akan sampai
#sebaiknya tidak kita buang kunci-kunci itu
#bagaimana kalau kita kantongi saja?
*(pura-pura tak mendengar)
#salah satu ruang itu mungkin memang peristirahatan terbaik
#tak ada salahnya kita ambil kunci-kunci itu dan kita simpan
#atau paling tidak kunci ruang pertama
#ruang itu sangat nyaman
*sssssst
*lebih baik kau diam
*aku bukan ingin sombong
*tapi aku jenuh berada di ruang ruang itu
*tak satupun
*termasuk yang pertama
#lantas
#di mana salahnya?
*aaarrggghh
*diam!!
#(menyerah)

kedua kaki terus memapah hingga papahan mereka pun mulai terasa berat
pencarian mereka untuk ruang peristirahatan lain pun belum menuai tempat
bergelantungan di jalan menyeret diri

mereka terhenti, tak dan mampu melanjutkan ini
satu-satunya jalan adalah berjalan mundur ke ruang-ruang lama

*apa masih kau ingat di mana kita simpan kunci-kunci itu?
#tidak
#sepertinya aku lupa di mana
*tak satupun?
#terlalu sulit untuk mengingatnya
*coba kau pikir pikir lagi
*lebih keras
#bagaimana bisa dalam keadaan seperti ini
#melangkah saja sungguh berat
*lantas apa yang harus kita perbuat?
#sudahlah
#aku tak tahu
#ini takdir
*(berganti menyerah)

dan pencarian itu pun sepertinya akan berujung nol
kaki* lumpuh sehingga kaki# pun tak mampu berbuat suatu apa
bukan lagi letih, tapi kini perih
detak jantung pun mulai melambat
kehabisan tempat
berkarat di tempat terburuk

dan garis lurus itu muncul di elektrokardiograf
tanpa detak
mati
…..

sebelum benar-benar mati kaki# berbisik panjang di telinga kaki*:
#aku memang tak ingat saat kita simpan kunci ruang pertama
#terlalu sulit mengingatnya
#tapi aku tahu di mana kunci itu sekarang
#tertancap di tempat seharusnya
#kaki lain telah menemukannya
#membuka pintu itu dengan cara yang begitu lembut
#apa kita harus menunngu?
#tapi sepertinya kaki kaki itu akan beristirahat tenang di sana selamanya
#aku pikir juga akan salah kalau kita mengganggu mereka

kaki* balas berbisik:
*ya
*sudahlah
*kau benar
*kadang aku pikir ruang pertama begitu indah
*tapi kita terlalu sombong
*ruang itu nyaman
*ruang yang kuberi nama ________________________ .

mereka benar-benar mati sebelum kaki* sempat menyebut nama ruang itu untuk terakhir kali ..

Read more...

  © Blogger template Werd by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP